Demikian dikemukakan Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Naryanto Wagimin disela-sela Farmout Forum Indonesia di Bali, pekan lalu.
Naryanto
memaparkan, contoh kemudahan birokrasi
yaitu kejelasan perizinan, termasuk tata waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan izin-izin tersebut serta biaya yang dibutuhkan. Sedangkan contoh kepastian investasi adalah
tidak berubahnya kontrak yang telah ditandatangani dan aturan hukum yang
terkait.
“Apabila kemudahan
birokrasi dan kepastian investasi bisa dijamin oleh pemerintah, maka dengan
sendirinya investor datang. Tanpa harus kita teriak-teriak, mereka akan datang,â€Â
tambah Naryanto.
Untuk itu, katanya,
perlu dilakukan perbaikan internal di lingkungan pemerintah agar tercipta iklim
investasi yang kondusif. Selain itu, perlu ditingkatkan koordinasi dengan
instansi-instansi terkait.
‘â€ÂKita tdak mungkin
menawarkan blok-blok migas kalau internal kita tidak beres. Lebih baik kita
benahi, baru melakukan sesuatu,†tandasnya.
Dalam 10 tahun
terakhir ini, cadangan migas yang berhasil ditemukan hanya sebatas yang
kecil-kecil saja. Untuk menemukan cadangan besar, diperlukan terobosan baru.
Berdasarkan data Ditjen Migas, saat ini dari toral 320 wilayah kerja, 240
diantaranya merupakan wilayah kerja eksplorasi dan 80 sisanya merupakan wilayah
kerja produksi. Sebanyak 220 wilayah kerja eksplorasi termasuk aktif dan 20
dalam proses terminasi. (TW)