Pertumbuhan Kebutuhan Gas Bumi 2015-2030 Capai 7 Persen

Peningkatan kebutuhan yang cukup signifikan pada 2015-2025 karena gas bumi pada periode tersebut dioptimalkan penggunaannya di dalam negeri, baik sebagai bahan bakar maupun bahan baku industri serta sebagai jembatan untuk mempersiapkan penggunaan teknologi yang lebih bersih seperti energi baru dan terbarukan.

Pada periode 2025-2050, kebutuhan gas bumi mengalami perlambatan karena pada periode tersebut, diharapkan energi baru dan terbarukan telah memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan energi, terutama untuk sektor kelistrikan dan transportasi. Sedangkan gas bumi diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan energi yang memberikan penciptaan nilai tambah lebih tinggi terutama sektor industri.

Kementerian ESDM meyakini potensi cadangan gas Indonesia masih dapat bertahan 59 tahun lagi, dengan cadangan gas mencapai 170 TSCF dan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF. Perkiraan potensi itu didasarkan pada status tahun 2008. 

Namun, keyakinan ini tentu tidak bisa memberi kepastian bahwa tingkat produksi gas tersebut dapat memenuhi kebutuhan. Pada tahun 2014, total pasokan gas Indonesia mencapai 6.970 MMCSFD yang berasal dari pasokan eksisting 6.764 MMSCFD dan pasokan project 206 MMSCFD. Tahun berikutnya, pasokan eksisting mengalami penurunan 106 MMSCFD menjadi 6.658 MMSCFD dan pasokan project meningkat 704 MMSCFD menjadi 910 MMSCFD. Pada tahun 2015, terdapat pasokan potensial senilai 1 MMSCFD, sehingga total pasokan gas mencapai 7.569 MMSCFD.

Dilihat dari sisi kebutuhan, total demand gas tahun 2014 mencapai 9.4949 MMSCFD yang terdiri dari domestic contracted sebesar 4.549 MMSCFD, ekspor contracted 3.409 MMSCFD, domestic committed 1.346 MMSCFD, ekspor committed 156 MMSCFD dan potensial demand 34 MMSCFD. Untuk tahun 2015, demand gas keseluruhan mencapai 9.613 MMSCFD, terdiri dari domestic contracted 4.624 MMSCFD, ekspor contracted 2.711 MMSCFD, domestic committed 1.863 MMSCFD, ekspor committed 195 MMSCFD dan potensial demand 220 MMSCFD.

Dari gambaran pasokan dan kebutuhan gas tahun 2014 dan 2015, terlihat adanya selisih yang cukup tajam. Pada tahun 2014, selisih pasokan dan kebutuhan gas mencapai 2.524 MMSCFD dan pada tahun 2015 turun menjadi 2.044 MMSCFD karena turunnya ekspor.

Potret pasokan dan kebutuhan gas 5 tahun mendatang masih diwarnai tingkat defisit yang tetap tinggi. Selisih pasokan dan kebutuhan gas tahun 2019 diperkirakan mencapai 2.108 MMSCFD dan meningkat menjadi 2.980 MMSCFD pada tahun 2020. Hal ini disebabkan terus menurunnya jumlah pasokan. Pada tahun 2019, pasokan eksisting sebesar 4.476 MMSCFD atau mengalami penurunan sebesar 33% dari pasokan eksisting tahun 2014. Pasokan gas tahun 2019 ditopang oleh kenaikan pasokan project dari 206 MMSCFD pada 2014 menjadi 3.910 MMSCFD. Ada pula tambahan dari pasokan potensial sebanyak 59 MMCSFD yang menjadikan pasokan gas secara keseluruhan pada tahun 2010 sebesar 8.445 MMSCFD.

Pada tahun 2020, pasokan gas memiliki tanda penting berupa jumlah pasokan project lebih besar dari pasokan eksisting untuk pertama kalinya. Pasokan project mencapai 4.084 MMSCFD dan pasokan eksisting sebesar 3.771 MMSCFD. Pada tahun tersebut, jumlah pasokan potensial juga sebesar 59 MMSCFD. Adapun total pasokan gas mencapai 7.914 MMSCFD.

Kebutuhan gas pada tahun 2019 dan 2020 masing-masing sebanyak 10.553 MMSCFD dan 10.894 MMSCFD. Kebutuhan domestic committed semakin mendominasi kebutuhan gas keseluruhan yang mencapai 40-45%. Sebelumnya pada periode 2014 dan 2015, porsi kebutuhan domestic committed hanya 15-20% saja terhadap total kebutuhan gas. Sedangkan porsi kebutuhan gas domestik dan ekspor mengalami penurunan hampir separuhnya.

Gambaran selisih pasokan dan kebutuhan gas tahun 2015 dan 2030, naik hampir dua kali lipat dibandingkan periode 2014-2015 dan 2019-2020. Selisih pasokan dan kebutuhan gas tahun 2025 dan 2030 masing-masing sebesar 4.830 MMSCFD dan 7. 806 MMSCFD. Sisi pasokan tertekan oleh penurunan pasokan eksisting dan pasokan project. Sementara itu, jumlah pasokan potensial yang semakin besar, menembus 1.000 MMSCFD, tidak dapat menahan laju penurunan pasokan. Jumlah pasokan kebutuhan gas secara keseluruhan tahun 2015 adalah 5.747 MMSCFD dan tahun 2030 sebesar 3.338 MMSCFD.

Di sisi lain, kebutuhan gas justru semakin besar. Pada tahun 2025, jumlah kebutuhan gas mencapai 10.557 MMSCFD dan tahun 2030 sebesar 11.144 MMSCFD. Pada kedua tahun tersebut, tak hanya kebutuhan domestic committed yang mendominasi, tetapi juga terjadi kenaikan kebutuhan potensial yang signifikan. Jumlah kebutuhan domestik committed dan kebutuhan potensial tahun 2025 diproyeksikan mencapai 5.877 MMCSFD dan 2.460 MMSCFD. Sedangkan untuk tahun 2030, jumlah kebutuhan domestik committed dan kebutuhan potensial diperkirakan sebesar 6.178 MMSCFD dan 4.266 MMSCFD.

Meski demikian, hasil kajian Dewan Energi Nasional menyatakan, tingkat defisit tidak sebesar angka-angka tersebut. DEN memperkirakan, kebutuhan gas tahun 2025 sebesar 20% dari Bauran Energi Nasional sebesar 7.134 barel setara minyak (BOE) atau setara 8.249 BBTUD.  (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.