Pengalihan Premium Oktan 88 Masih Dikaji

"Tadi malam kita sudah rapat dan mengkaji berbagai alternatif. Sekarang ini Pak Dirjen Migas dan Dirut Pertamina saya suruh pulang (ke Jakarta) untuk membicarakan hal itu," kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Selasa (11/12), usai peresmian berbagai proyek sektor ESDM yang ramah lingkungan di Pulau Besar, Nusa Dua, Bali.

Menurut Purnomo, rencana itu belum tentu dilaksanakan dan masih terlalu pagi untuk dibicarakan karena pemerintah masih terus melihat perkembangan yang ada. Pengalihan premium oktan 88 ke 90 ini merupakan salah satu alternatif pemerintah menekan subsidi BBM yang semakin membengkak, bila minyak mentah dunia mencapai US$ 100 per barel.

"Sekarang harga minyak di bawah US$ 90 per barel. Kalau perhitungan ICP ya sekitar US$ 80an. Kita akan lihat lagi apakah perubahan (harga minyak) ini akan kembali ke asumsi APBN lama atau naik lagi," ujar Purnomo.

Berdasarkan kajian yang dilakukan pemerintah sebelumnya, jumlah premium oktan 88 yang akan dialihkan menjadi 90 diperkirakan sekitar 2 juta kiloliter. Dengan harga patokan sekitar US$ 100 per barel, maka negara dapat menghemat sekitar Rp 5,7 triliun. Jika harga patokan US$ 60 per barel, maka penghematan yang dilakukan mencapai Rp 71 miliar.


Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.