Menteri ESDM Jero Wacik di Kementerian ESDM, Selasa (1/7), mengatakan, pihaknya berkeinginan meningkatkan jumlah pengguna bahan bakar gas agar bisnis di bidang ini dapat terbentuk. Saat ini yang dilakukan pemerintah adalah membangun SPBG. Di sisi lain, kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas masih sedikit. Oleh karena itu, jumlah kendaraan harus ditingkatkan agar SPBG yang dibangun dapat bernilai ekonomis.
“Sebetulnya pengusaha itu kan tergantung bisnisnya. Saya sedang berpikir, penggunanya yang harus kita naikkan. Saya mau mengajak Gaikindo,†kata Wacik.
Wacik berkeinginan seluruh kendaraan bermotor dapat menggunakan dual engine machine. Prosesnya sama seperti kendaraan yang belum menggunakan AC dan beralih menggunakan AC. Pemilik kendaraan tinggal datang ke bengkel untuk dipasangkan konverter kit.
“Bikin seperti pasar biasa. Kalau makin banyak mobil yang memakai konverter kit, pasti harganya lebih murah. Selain itu juga ramah lingkungan dan merupakan produksi dalam negeri,†tambahnya lagi.
Program konversi BBM ke
bahan bakar gas merupakan program yang dicanangkan pemerintah untuk menekan
konsumsi BBM yang dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan
pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagai gambaran, konsumsi BBM bersubsidi di
Indonesia tahun 2011 mencapai 41,7 juta KL, tahun 2012 mencapai 45 juta KL dan
tahun 2013 mencapai 46, 25 juta KL. Untuk tahun 2014, dalam RAPBN-P 2014 volume
BBM bersubsidi ditetapkan sebesar 46 juta KL atau turun 2 juta KL dari APBN
2014.
Terkait konversi BBM ke bahan bakar gas ini, pemerintah menargetkan jumlah SPBG hingga tahun 2014 dapat
mencapai 71 unit dan MRU 13 unit. Hingga
tahun 2013, telah berhasil dibangun 32 SPBG dan 6 MRU.
Tahun ini dengan dana APBN, pemerintah berencana membangun 10 SPBG dan 4 MRU di Jabodetabek dan 4 SPBG di Semarang. Selain itu, di Jawa Barat akan dibangun mini LNG plant dan stasiun LCNG. Sementara itu dengan dana swasta, akan dibangun oleh PT Pertamina sebanyak 10 SPBG dan 3 MRU yang seluruhnya berlokasi di Jabodetabek. Sedangkan PT PGN akan membangun 6 SPBG di Jabodetabek, 2 SPBG di Jawa Timur dan 1 SPBG di Riau.
Tambahan
volume gas yang diperlukan menyusul dibangunnya SPBG dan MRU tersebut sekitar
7,5 MMSCFD untuk PT PGN dan 5,68 MMSCFD untuk PT Pertamina. (TW)