Pemerintah Evaluasi Konsultan Internasional Untuk Kilang

Demikian dikemukakan Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro di Kementerian ESDM, Selasa (5/8).

Menurut dia, tiga BUMN di bawah Kementerian Keuangan itu membentuk konsorsium guna menetapkan konsultan internasional.  Setelah ditetapkan, konsultan internasional akan berkoordinasi dengan Kementerian ESDM terkait spesifikasi teknis kilang. Spesifikasi teknis yang disusun Kementerian ESDM ini, antara lain jenis minyak yang akan digunakan, jenis BBM yang dihasilkan dan produk petrokimia lain yang akan dihasilkan. Ini bertujuan untuk meningkatkan keekonomian kilang.

“Dari konsultan internasionalnya akan digabungkan dengan teknologinya. Kira-kira investasi yang dibutuhkan berapa,” ujar Edy.

Berdasarkan hasil koordinasi tersebut, kemudian ditetapkan dokumen penawaran untuk para investor yang berminat. Rencananya, pemerintah akan mengajak investor untuk melihat lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kilang pada September mendatang.

Agar pembangunan kilang ini dapat berjalan sesuai rencana, pemerintah juga akan membentuk tim task force yang anggotanya antara lain para pakar yang pernah berkecimpung dalam dunia kilang.

“Mereka yang sudah purna bakti, bisa kita optimalkan,” tambahnya.

Kilang yang akan dibangun pemerintah dengan menggandeng swasta ini, rencananya akan dibangun di Bontang, Kalimantan Timur. Pemerintah telah menyediakan lahan seluas 900 hektar serta tax holiday 15 tahun. Selain itu juga telah diperoleh kepastian pasokan minyak mentah dari Irak sebanyak 300.000 barel per hari.

Indonesia perlu membangun kilang untuk mengurangi ketergantungan impor BBM, menghemat devisa negara dan menjaga stabilitas nilai tukar serta memacu pertumbuhan industri domestik dan pasar tenaga kerja.

Kapasitas kilang Indonesia saat ini mencapai  1,1157 juta barel per hari. Sedangkan produksi minyak Indonesia yang dapat diolah di kilang dalam negeri hanya sekitar 649.000 barel per hari. Di sisi lain, kebutuhan BBM dalam negeri mencapai 1,257 juta barel per hari. Ini berarti terjadi defisit 608.000 barel per hari. Untuk mengatasinya, Indonesia perlu memiliki 2 kilang minyak baru.

Kilang dalam negeri Indonesia saat ini, terutama milik PT Pertamina yaitu kilang Dumai, Sungai Pakning, Plaju, Cepu, Balikpapan, Kasim, Cilacap dan Balongan. Sementara kilang milik swasta yaitu Tuban/TPPI dan TWU.  Satu  kilang swasta juga dalam proses pembangunan yaitu TWU II dan direncanakan akan dibangun RFCC Cilacap.

Untuk tahun 2015, kapasitas kilang Indonesia diperkirakan sebesar 1,167 juta barel per hari, produksi minyak yang bisa diolah sebesar 719.000 barel per hari. Kebutuhan BBM diperkirakan 1,359 juta barel per hari, sehingga terjadi defisit 640.000 barel per hari.

Sementara tahun 2025, kapasitas kilang diperkirakan 2,067 juta barel per hari, produksi minyak yang dapat diolah sekitar 1,384 juta barel, konsumsi BBM 2,012 juta barel dan defisit 628 juta barel per hari. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.