PLN Diminta Negosiasi Harga Tangguh Dengan BPMIGAS

“Kami minta agar PLN bicara dengan BPMIGAS (soal harga). Kita sudah buka bertahun-tahun agar PLN negosiasi (harga) dengan BPMIGAS,” kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro pada jumpa pers di Departemen ESDM, Kamis (21/2) petang.

 

Menurut Purnomo, PLN bisa menggunakan gas dari Lapangan Tangguh untuk train 3 dan 4 yang produksinya diperkirakan  mencapai 7,5 juta ton per tahun. Namun tentu saja, harus ada kesepakatan harga antara perusahaan yang dipimpin Eddie Widiono tersebut dengan BPMIGAS.

 

Selain Lapangan Tangguh, PLN juga bisa menggunakan gas dari Lapangan Donggi-Senoro. Namun harga gas dari lapangan ini cukup tinggi karena produksinya kecil hanya 2 juta ton per tahun.

 

”Semakin kecil lapangan, semakin besar biaya produksi yang implikasinya tentu saja pada harga jual yang tinggi. Sebaliknya bila lapangannya semakin besar, maka biaya produksinya juga kecil,” tutur Purnomo.

 

Gas untuk PLN juga bisa diambil dari Blok Mahakam di Kalimantan Timur yang dikelola PT Total Indonesie. Perusahaan itu menyediakan 1,5 juta ton per tahun untuk kebutuhan domestik.

 

”Tapi ujung-ujungnya kan harga. Silakan negosiasi,” imbuhnya.

 

Jika PLN nantinya akan menggunakan gas dari lapangan-lapangan tersebut, maka perusahaan itu juga harus membangun LNG Receiving Terminal. Dalam rencana Departemen ESDM, LNG Receiving Terminal akan dibangun di Banten - Jawa Barat dan Jawa Timur.

 

Pemikiran penggunaan gas untuk pembangkit listrik dari sejumlah lapangan ini muncul akibat krisis pasokan batu bara yang dialami PLN, menyusul tersendatnya pengiriman batu bara akibat cuaca buruk. Untuk mengatasinya, PLN menggunakan BBM yang berakibat PT Pertamina terpaksa mengimpor BBM lebih banyak dibanding Januari 2008.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.