Menteri ESDM Resmikan Konvensi dan Pameran IPA ke 36

Fokus konvensi dan pameran tahun ini adalah mendorong kerja sama yang intensif antara pemerintah dan sektor swasta dalam rangka membangun cadangan energi nasional.

Dalam sambutannya, Jero Wacik menyambut baik penyelenggaraan acara tahunan ini. Hingga saat ini, industri migas masih menjadi bagian yang strategis bagi Indonesia, di mana sektor ini telah memberikan kontribusi sekitar 25% dari total APBN serta menyerap lebih dari 300.000 tenaga kerja dan ratusan ribu bidang pekerjaan tidak langsung. Sektor migas masih menjadi kontributor utama bagi ekonomi nasional.

Jero Wacik juga menyampaikan dua pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada para peserta konvensi dan pameran. Pertama, pemerintah dan industri migas harus dapat saling  bekerja sama agar kegiatan migas dapat berjalan lancar.

"Pemerintah harus bantu industri dan sebaliknya, industri juga harus share terhadap kebutuhan pemerintah. Kalau pemerintah jalan sendiri tanpa peduli pada kebutuhan industri migas, pasti perjalanan (industri migas) pasti akan timpang. Sebaliknya, kalau  industri migas jalan sendiri, tidak memikirkan  agenda rakyat dan masyarakat Indonesia, maka akan timpang. Makanya harus kerja sama," kata Wacik.

Kedua, saat ini ketergantungan dunia terhadap energi makin besar. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, juga bergantung pada energi. Beruntung, Indonesia memiliki sumber energi yang banyak dan menjadi tugas bersama untuk memproduksikan energi sebanyak-banyaknya untuk kepentingan Indonesia dan dunia.

Agar produksi energi termasuk migas dapat ditingkatkan, lanjut Wacik, pemerintah membuka peluang investasi kepada perusahaan asing dan nasional.

Dalam kesempatan yang sama, President IPA Elisabeth Proust mengemukakan, saat ini, di luar cadangan teknis dan sumber daya yang belum ditemukan, lebih dari tiga perempat cadangan Indonesia telah diproduksi. Cadangan yang belum diproduksi diperkirakan lebih dari 10 miliar barel setara minyak, di mana 75% merupakan gas.

Dari tahun ke tahun, produksi gas Indonesia semakin meningkat. Sedangkan produksi minyak turun menjadi sekitar 900.000 barel per hari. Ini disebabkan karena lapangan-lapangan minyak Indonesia sebagian besar telah berumur tua dan membutuhkan pengembangan baru.

"Industri migas perlu mengeksplorasi dan mengembangkan minyak dan gas bumi di daerah frontier untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta menghasilkan pendapatan negara dari ekspor," tambahnya.

Untuk itu, lanjutnya, perlu diberikan insentif bagi industri migas, untuk memastikan bahwa investasi dilakukan di sektor hulu migas serta diperlukan kerja sama yang intensif antara pemangku kepentingan untuk mendorong investasi di sektor migas.

"Kami percaya, pemerintah menyadari adanya kebutuhan yang mendesak untuk menciptakan iklim investasi yang positif guna mendorong investasi lebih lanjut untuk kegiatan eksplorasi dan produksi," katanya.

IPA merupakan organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 1971 dengan tujuan menyatukan pelaku utama di industri hulu migas nasional. Konvensi dan pameran ke 36 ini berlangsung tanggal 23-25 Mei 2012.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.