Krisis Global Pengaruhi KKKS Kecil

Menurut Kepala BPMIGAS R. Priyono, KKKS kecil atau nasional terpengaruh lantaran banyak sumber dananya berasal dari bank atau sumber lain. Sedangkan untuk perusahaan besar atau KKKS besar relatif tidak terkena dampaknya karena kebanyakan mereka memiliki dana sendiri.

Priyono mengatakan, aktivitas kegiatan hulu memang sensitif terhadap dampak krisis ekonomi global dan harga minyak. Pada umumnya, rencana pengembangan lapangan (POD) yang sudah disetujui BPMIGAS pada 2008 lalu, memakai asumsi harga minyak US$ 50-70 per barel. Dengan harga minyak seperti saat ini di bawah US$ 50 per barel, maka pengembangan lapangan baru akan menghadapi berbagai kendala atau terhambat.
 
Hal senada juga diungkapkan mantan Gubernur OPEC Indonesia Maizar Rahman. Idealnya, papar Maizar, harga minyak sekitar US$ 70 per barel. Dengan harga tersebut, maka kegiatan investasi migas akan bergairah.
"Jika harga minyak terlalu rendah, banyak proyek-proyek yang ditunda karena investor khawatir kalau diteruskan, tidak ekonomis," kata Maizar.
Sebagai contoh, untuk lapangan migas di laut dalam yang sekali mengebor membutuhkan biaya sekitar US$ 50 juta. Jika harganya minyak turun, maka investor akan berpikir ulang untuk berinvestasi.
Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.