ICP September Turun Jadi US$ 111 per Barel

Harga Minas/SLC juga mengalami penurunan sebesar US$ 2,41 per barel dari US$ 114,91 per barel menjadi US$ 112,50 per barel.

Penurunan harga minyak mentah Indonesia tersebut di atas diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain turunnya harga Minyak Mentah SLC dan Duri yang merupakan acuan hampir 50% harga minyak mentah dalam basket ICP, setelah sempat meningkat secara tajam di atas pergerakan harga minyak mentah lainnya akibat tingginya permintaan dari Jepang, walaupun SLC masih lebih tinggi dibandingkan dengan Brent.

Selain itu, berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency) bulan September 2011, pasokan minyak mentah dunia meningkat sebesar 1 juta barel per hari, ditopang peningkatan produksi dari kawasan Amerika Latin dan negara-negara OPEC.

Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, berdasarkan publikasi IEA dan OPEC bulan September 2011, proyeksi permintaan minyak global tahun 2011 menunjukan penurunan dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, yakni :

  1. IEA merevisi permintaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 89,3 juta barel per hari atau turun 0,2 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, akibat turunnya permintaan dari negara non OECD dan berkurangnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
  2. OPEC merevisi permintaaan minyak global tahun 2011 menjadi sebesar 87,99 juta barel per hari atau turun 0,15 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya, akibat rendahnya tingkat konsumsi selama driving season di AS dan buruknya performa ekonomi di negara OECD.
Walaupun harga minyak mentah Indonesia mengalami penurunan, namun rata-rata bulanan harga sebagian minyak mentah Internasional masih lebih tinggi dibanding data bulan sebelumnya. Hal ini sebabkan oleh adanya kekhawatiran pasar atas terjadinya badai tropis di kawasan teluk Meksiko pada awal September 2011, Pemerintah AS mengatakan telah kehilangan 5,7% produksi minyak dan 2,4% produksi gas dari kawasan tersebut serta kebijakan pemerintah AS untuk mengeluarkan stimulus dan paket penyelamatan ekonomi besar-besaran senilai 450 miliar dollar untuk mengurangi pengangguran, meningkatkan harapan pasar atas recovery perekonomian AS.

Penyebab lainnya adalah upaya terus menerus negara-negara Eropa, IMF, dan Bank Central Utama Dunia (European Central Bank, The Fed AS, Bank of England, dll) untuk menghindarkan negara-negara yang terkena krisis hutang seperti Yunani dan Portugal dari gagal bayar yang dikhawatirkan dapat menyulut resesi ekonomi dan walaupun telah dilakukan upaya penanganan krisis, pada paruh kedua bulan September 2011, pergerakan harga minyak mentah dunia mengalami penurunan akibat belum optimalnya penanganan krisis tersebut.

Khusus untuk kawasan Asia Pasifik, kilang-kilang di China sedang dalam perawatan sehingga pengolahan turun hingga0.5 juta barel per hari namun impor minyak juga tidak mengalami peningkatan sehingga mengindikasikan turunnya permintaan China, sedangkan di Jepang terjadi penurunan kebutuhan listrik dibandingkan bulan sebelumnya.

Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan September 2011 dibandingkan bulan Agustus 2011, sebagai berikut:
  1. WTI (Nymex) turun sebesar US$ 0,73/bbl dari US$ 86,34/bbl menjadi US$ 85,61/bbl.
  2. Brent (ICE) turun sebesar US$ 0,02/bbl dari US$ 109,93/bbl menjadi US$ 109,91/bbl.
  3. Tapis (Platts) naik sebesar US$ 3,37/bbl dari US$ 116,36/bbl menjadi US$ 119,73/bbl.
  4. Basket OPEC naik sebesar US$ 1,58/bbl dari US$ 106,32/bbl menjadi US$ 107,90/bbl.
Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.