Dipertimbangkan Badan Pengelola Dana Natuna

Kepala BPMIGAS R. Priyono, Rabu (18/2), di Jakarta, mengemukakan, pembentukan badan pengelola semacam itu juga digunakan dalam pengembangan Lapangan Tangguh, di mana Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menjadi pengelola.

Priyono menjelaskan, dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan Blok Natuna D Alpha diperkirakan mencapai US$ 40 miliar atau sekitar Rp 400 triliun.

Pertamina, lanjut Priyono, sudah menyatakan akan mengambil porsi kepemilikan sekitar 40% di Blok Natuna D Alpha.

“Pertamina akan butuh dana dari pasar uang internasional. Pasar mau menyediakan kalau itu ada badan yang mengelola,” kata Priyono.

Jaminan investor

Sebagai perbandingan, Blok Tangguh dengan cadangan gas sekitar 14 triliun kaki kubik menelan investasi sebesar US$ 5,5 miliar untuk pengembangannya. Untuk memperoleh pinjaman senilai US$ 3,5 miliar dolar dibutuhkan waktu tiga tahun. Dana tersebut dihimpun dari berbagai lembaga keuangan dan perbankan internasional.

Adanya lembaga keuangan yang kredibel akan menjadi jaminan bagi investor, bahwa dana yang mereka kucurkan akan kembali sesuai jadwal.

“Jadi begitu hasil keluar (blok menghasilkan) ditaruh dulu di sana. Jadi nanti ada badan yang membagi-bagi,” kata Priyono.

Namun, Priyono mengatakan, sampai saat ini Pertamina belum menyampaikan secara resmi skema pendanaan Natuna.

Blok Natuna diperkirakan membutuhkan delapan tahun untuk berproduksi sejak rencana pengembangan disetujui pemerintah. Cadangan gas yang bisa diproduksikan di blok itu mencapai 46 triliun kaki kubik.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.