Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro pada acara Lokakarya
Pemutakhiran Cekungan Sedimen Indonesia Berdasarkan Informasi Geologi dan
Geofisika di Auditorium ESDM, Selasa (19/5), mengemukakan, meningkatnya jumlah
cekungan sedimen sangat berguna bagi pengembangan sektor migas yang hingga kini
masih menjadi tulang punggung penerimaan negara. Selanjutnya, peta cekungan
sedimen Indonesia ini akan
dituangkan dalam bentuk Atlas Cekungan Sedimen Indonesia.
Penyusunan atlas dilakukan dengan mengoptimalkan data
gayaberat dan geologi yang telah tersedia secara lengkap, ditandai dengan
penyelesaian peta gayaberat di seluruh wilayah Indonesia.
Purnomo memaparkan, dari 60 cekungan yang telah ada
sebelumnya, oleh Badan Geologi, 5 cekungan diantaranya diredinifisikan kembali
dan sisanya merupakan cekungan baru.
“Banyak cekungan di Indonesia yang harus dikaji kembali
agar potensi migasnya dapat dipertegas, sehingga target area migasnya juga
dapat lebih fokus,†kata Purnomo.
Cekungan sedimen merupakan target eksplorasi bagi para
pelaku usaha di bidang energi. Cekungan sedimen adalah tempat akumulasi batuan
sedimen yang secara signifikan lebih tebal dibanding dengan daerah lain di
sekitarnya. Berdasarkan pengertian tersebut, dilakukan deliniasi atau
pengelompokan atau pembatasan suatu area berdasarkan kriteria tertentu cekungan
dengan parameter berupa sebaran batuan sedimen, batuan alas, tinggian dan
struktur geologi tertentu yang berfungsi sebagai pembatas cekungan. Berdasarkan
metode gayaberat, dipilih area-area dengan nilai dan pola anomali yang
mencerminkan tinggian dan rendahan.
Penggabungan kedua metode antara geologi dan geofisika
tersebut menghasilkan deliniasi cekungan-cekungan sedimen dengan ketebalan yang
siginifikan di darat (onshore).
Sedangkan untuk mendeliniasi cekungan-cekungan sedimen di lepas pantai (offshore), dilakukan dengan metoda
gayaberat (free air anomaly).
Atlas Cekungan Sedimen Indonesia ini direncanakan akan
menampilkan hasil analisis geofisika dan geologi tipa cekungan, meliputi peta
geologi, kolom, uraian stratigrafi, struktur geologi serta permodelan
konfigurasi pada cekungan-cekungan terpilih.