“
Evita
mengatakan,
Agar
pengembangan BBN dapat sesuai dengan harapan, lanjut Evita, diperlukan dukungan
kebijakan dari sisi pasokan dan permintaan. BBN diharapkan dapat digunakan
untuk rumah tangga, transportasi, industri dan pembangkit listrik.
Sejumlah
fasilitas dan insentif yang telah diberikan pemerintah dalam pengembangan BBN,
antara lain PP No 1 tahun 2007 jo PP No 62 tahun 2008 tentang Pemberian
Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha
Tertentu dan/atau Daerah-daerah Tertentu, Permenkeu No 117/PMK.06/2006 tentang
Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan dan Permenkeu No
79/PMMk.05/2007 tentang Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) serta subsidi
untuk BBN yang dicampurkan ke dalam BBM PSO apabila harga BBN lebih tinggi dari
BBM.
Khusus subsidi BBN, untuk tahun 2010 ditetapkan rata-rata
Rp 2.000 per liter, dengan volume mencapai 777.075 kilo liter. Sedangkan untuk
2011, subsidi yang diajukan berkisar antara Rp 2.000-2.500 per liter, dengan
volume mencapai 982.000 kilo liter. Volume tahun 2010 dan 2011, terdiri atas 5%
biodiesel yang dicampurkan ke biosolar dan 1% bioetanol yang akan dicampurkan
ke biopremium.