Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Suyartono
menjelaskan, kecelakaan operasi di hulu migas terdiri dari 11 kecelakaan
ringan, 14 kecelakaan sedang, 6 kecelakaan berat dan 3 kecelakaan fatal.
Sedangkan di hilir migas, tercatat terjadi 23 kecelakaan ringan, 6 kecelakaan
sedang, 1 kecelakaan berat dan 4 kecelakaan fatal.
Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Pada 2008, di hulu migas terjadi 100 kecelakaan dan 23 kecelakaan
di hilir migas. Dari jumlah tersebut, 9 diantaranya merupakan kecelakaan fatal.
Sedangkan pada 2007, terjadi 103 kecelakaan di hulu migas dan 27 kecelakaan di
hilir migas. Pada tahun ini, juga terjadi 9 kecelakaan fatal.
Menurut Suyartono, penurunan angka kecelakaan ini menunjukkan
terus meningkatnya kesadaran akan pentingnya faktor keselamatan dalam kegiatan
operasi migas. Kenyataan ini menggembirakan karena di sisi lain, kegiatan operasi
migas terus naik seiring meningkatkan investasi di sektor migas.
“Meski angka kecelakaan operasi migas turun, kita jangan
lengah. Angka kecelakaan ini harus terus diminimalisir,†kata Suyartono
mengingatkan.
Untuk diketahui, kecelakaan pada operasi migas dibagi 4
klasifikasi yaitu ringan, sedang, berat dan meninggal atau fatal. Kecelakaan
ringan adalah kecelakaan yang tidak menimbulkan kehilangan hari kerja atau
dapat ditangani dengan pertolongan pertama (P3K/first aid). Sedangkan kecelakaan sedang adalah kecelakaan yang
menimbulkan kehilangan hari kerja atau tidak mampu bekerja sementara dan diduga
tidak akan menimbulkan cacat jasmani atau rohani yang akan mengganggu tugas
pekerjaannya.
Kecelakaan berat adalah kecelakaan yang menimbulkan
kehilangan hari kerja dan diduga akan menimbulkan cacat jasmani atau rohani
yang akan mengganggu tugas dan pekerjaannya. Sementara kecelakaan fatal adalah
kecelakaan yang menimbulkan kematian segera atau dalam jangka waktu 24 jam
setelah terjadinya kecelakaan.
Salah satu contoh kecelakaan fatal yang terjadi di tahun
2009 adalah kasus terbakarnya tangki timbun No 24 Depot Pertamina Plumpang yang
menyebabkan kematian satu pekerja yaitu satpam dan menimbulkan kerugian
miliaran rupiah.
Dalam menyajikan data kecelakaan kerja, terdapat beberapa
parameter seperti tingkat kejadian (incident
rate), tingkat kekerapan (frequency
rate) dan tingkat keparahan (severity
rate).