Menurut Kepala BPMIGAS R. Priyono, kesepakatan ini akan meningkatkan keamanan di daerah
operasi migas di seluruh Indonesia. Apalagi mengingat, wilayah operasi
perminyakan yang mayoritas terletak di daerah terpencil, bahkan wilayah
perbatasan. Misalnya saja, Lapangan Abadi (Blok Masela) yang dikembangkan Inpex di Maluku Tenggara
Barat yang berbatasan dengan Australia. Beberapa daerah migas di Kalimantan
Timur juga berbatasan langsung dengan Malaysia.
“Kami ingin kedaulatan energi berdampingan
dengan kedaulatan teritorial,†katanya.
BPMIGAS akan memanfaatkan secara maksimal
fasilitas sumber daya yang dimiliki Kementerian Pertahanan maupun Tentara
Nasional Indonesia (TNI) yang diperlukan untuk pengamanan industri hulu migas.
Kalau dibutuhkan, BPMIGAS juga akan mengembangkan dan membangun fasilitas yang
diperlukan.
“Yang penting, keamanan pelaksanaan kegiatan
hulu migas terjamin,†katanya.
Kementerian Pertahanan menyambut baik
kesepahaman ini. Eris menjelaskan, sebagai obyek vital nasional, industri ini
wajib dilindungi. Kerja sama dengan industri migas yang banyak tersebar di
daerah terpencil dan perbatasan diharapkan juga bisa mencegah terjadinya
kegiatan ilegal dan pelanggaran terhadap batas wilayah.
“Potensi sengketa perbatasan cukup tinggi.
Apalagi, industri migas memiliki nilai strategis,†kata dia. Sebagai langkah awal, Kementerian Pertahanan
segera menentukan lokasi-lokasi penempatan satuan TNI yang dibutuhkan untuk
mengamankan kegiatan migas.
Selain dengan Kementerian Pertahanan, BPMIGAS
memiliki nota kesepahaman dengan TNI Angkatan Laut tentang pengamanan dan
pengawasan fasilitas industri hulu migas di lepas pantai. Alasannya, gangguan
keamanan seperti pencurian peralatan operasi maupun pelanggaran batas
pengambilan ikan oleh nelayan asing maupun tradisional, dapat menghambat
kegiatan operasi. Saat ini, terdapat
24 kontraktor kontrak kerja sama offshore yang sudah produksi, tersebar
mulai dari perairan Aceh sampai dengan Papua. Tingkat kerawanan akan semakin
meningkat untuk kontraktor yang wilayah kerjanya berada di perbatasan laut
dengan negara lain.
Dengan kerja sama tersebut, TNI Angkatan Laut akan
mendukung BPMIGAS untuk menghindari terjadinya teror ataupun sabotase terhadap
fasilitas migas di lepas pantai. TNI AL juga akan membantu pemetaan fasilitas
industri hulu migas, mengamankan kegiatan survei, serta menetralisasi ranjau pada
wilayah kerja migas di laut lepas.