Deputi Pengendalian Operasi BPMIGAS Rudi Rubiandini
mengatakan, mayoritas proyek-proyek itu
baru mulai berproduksi pertengahan dan akhir tahun 2012.
"Sehingga kontribusi pada penambahan rata-rata tahunan diperkirakan
sebesar 400 juta standar kaki kubik per hari dan 15.000 barel minyak per
hari," katanya di
Proyek-proyek yang ditargetkan berproduksi antara lain, proyek KE-39, 40, dan
54 di Blok West Madura Offshore (WMO) dengan Operator Pertamina Hulu Energi
(PHE) WMO dengan produksi 13.600 barel per hari mulai kuartal tiga 2012.
Sementara, proyek South Mahakam 1 dan 2 di blok Mahakam dengan operator Total
E&P Indonesia mulai kuartal empat 2012 ditargetkan berproduksi 250 juta
standar kaki kubik per hari dan 20.600 barel minyak per hari. Proyek yang tidak
kalah besar adalah Terang Sirasun Batur dengan operator Kangean Energy yang
produksi gas sebesar 300 juta standar kaki kubik per hari pada kuartal dua.
Menurut Rudi, penambahan produksi dari proyek-proyek tersebut merupakan salah
satu upaya menahan laju penurunan alamiah produksi, khususnya minyak.
"Kami ingin menahan laju penurunan dari 12% menjadi 3%," katanya.
Namun upaya tersebut belum cukup. Dia menjelaskan, BPMIGAS akan melaksanakan
percepatan pengembangan lapangan baru. Dari lapangan yang rencana
pengembangannya (plan of development/PoD)
sudah disetujui maupun PoD yang masih
dalam proses persetujuan, termasuk lapangan
idle Pertamina. Optimasi produksi di lapangan eksisting dan penerapan
teknologi tingkat lanjut untuk mengangkat minyak (enhanced oil recovery/EOR) juga terus didorong.
"Kami akan mengupayakan tindakan khusus dan komprehensif yang out of the box untuk penambahan produksi
di luar PoD ataupun rencana yang
sudah ada," kata Rudi.
Dia mengungkapkan, cadangan minyak di
"Tambahan cadangan yang ditemukan pada 2011 lebih kecil dibanding
produksinya," katanya.
Tahun 2011, tambahan cadangan dari 215,5 juta barel minyak dan 2,86 triliun gas
bumi. Padahal, produksinya 329,9 miliar barel minyak dan 3,08 triliun kaki
kubik gas. "Dengan kondisi ini, peningkatan eksplorasi mutlak
dilakukan," kata Rudi.
Untuk peningkatan eksplorasi di wilayah kerja produksi, BPMIGAS mendorong
kontraktor kontrak kerja sama (KKS) memprioritaskan program eksplorasi di lahan
tidur. Akan dilakukan peninjauan ulang potensi eksplorasi di lahan tidur di
seluruh
Sedangkan untuk peningkatan eksplorasi di wilayah kerja eksplorasi, didorong
pelaksanaan komitmen pasti. Dalam pemilihan pemenang wilayah kerja perlu
dilakukan screening test yang lebih
ketat untuk mendapatkan kontraktor yang mampu secara finansial, teknis dan
sumber daya manusia.