Arus Balik Idul Fitri 2017, Kementerian ESDM Amankan Stok dan Distribusi BBM, LPG, Listrik dan Antisipasi Bencana Geologi

Jakarta, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus melakukan upaya untuk mengamankan stok dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquid Petroleum Gas (LPG), pasokan listrik, dan antisipasi bencana geologi, saat arus balik Idul Fitri 1438 H. Posko ESDM siaga selama 24 jam untuk menerima keluhan serta informasi dari masyarakat.

"Untuk keamanan stok dan distribusi BBM arus balik Idul Fitri 2017, Kementerian ESDM bersama para pemangku kepentingan kunci sudah menyiapkan tambahan mobil tangki BBM sebanyak 2.637 unit, 71 lokasi kantong BBM, 9 unit mobil dispenser, 53 lokasi Kiosk Pertamax/AKR 92, 10 lokasi serambi Pertamax, 83 unit motor Pertamax," ujar Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi (BPH Migas), Fanshurullah Asa (Ifan), yang juga selaku Ketua Posko Nasional Sektor ESDM untuk Idul Fitri 2017, Rabu (28/6).

Ifan juga mengungkapkan bahwa di wilayah jalur utama arus balik, pasokan BBM menjadi prioritas, hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan yang terjadi, sehingga pengemudi tidak perlu khawatir kehabisan BBM.

"Kami sampaikan juga bahwa di jalur utama arus balik, seperti jalur keluar Kebumen dan Purworejo telah kami siapkan mobil tanki BBM tambahan dengan kapasitas 32 ribu liter di SPBU yang ada. Kami juga terus memantau wilayah lainnya," tambah Ifan.

Update terkait Pendistribusian BBM tanggal 27 Juni 2017 (H+2):

1. Serambi dan Kiosk Pertamina yang sudah berdiri diantaranya: MOR I = 2 kiosk, MOR II = 2 kiosk, MOR III = 2 serambi & 11 kiosk, MOR IV = 7 serambi & 25 kiosk dan MOR V = 1 serambi & 3 kiosk.

2. Kiosk AKR diantaranya di Batang, Kendal dan Tuban

Secara umum kondisi stok BBM dan LPG dalam keadaan normal dan penyaluran BBM nasional berjalan lancar.

Ketahanan stok BBM rata-rata di atas 20 hari, kecuali kerosene yang stoknya berada di atas 100 hari dan LPG sekitar 17 hari , dengan rincian sebagai berikut: Premium: 21,4 hari; Solar: 26,5 hari; Pertalite: 24,2 hari; Kerosene: 111,9 hari; Pertamax: 22,4 hari; Pertamax Turbo: 32,9 hari; Pertamina Dex: 39,2 hari; LPG: 16,97 hari dan Avtur 29,8 hari.

Ifan menjelaskan, dari 5.480 SPBU yang ada di seluruh Indonesia, 80 persen atau 4.386 SPBU menjual Premium. Sementara sisanya adalah SPBU Non premium. Kecukupan stok seluruh jenis BBM bagi masyarakat menurutnya adalah menjadi kewajiban.

"Saat ini, terdapat 5.480 SPBU yang ada di Indonesia, hanya sekitar 20 persen yang merupakan SPBU Non Premium. Pasokan BBM termasuk premium bagi masyarakat harus terjamin," tambahnya.

Untuk realisasi pendistribusian BBM dari H-16 s.d hari H+2, terdapat kenaikan yang signifikan pada H-9 dengan kenaikan sebesar 64% apabila dibandingkan dengan realisasi pendistribusian BBM tahun 2016 pada periode yang sama. Sedangkan pada Realisasi Pendistribusian BBM Tahun 2017 hari ke-18 (H+2), terdapat penurunan sebesar 4 % dibanding tahun sebelumnya

Ifan juga mengingatkan bahwa berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem seperti gelombang tinggi, hujan lebat, petir serta angin kencang.

"Seperti Provinsi Lampung, Banten dan Jawa Timur berpotensi turun hujan yang disertai petir dan angin kencang. Hal ini menjadi perhatian bagi kami juga agar dapat menyiapkan langkah-langkah antisipasi terhadap keandalan sektor energi selama arus balik," ujar Ifan.

Pada subsektor ketenagalistrikan, secara nasional beban puncak siang sebagian besar dalam kondisi normal. Sistem kelistrikan wilayah kondisi normal sebanyak 19 daerah (cadangan cukup) dan 4 daerah dalam kondisi siaga (cadangan lebih kecil dari pembangkit terbesar) yaitu: Batam, Sumbar Riau Jambi (SBT), Sorong + Papua Isolated dan Jayapura. Secara keseluruhan total pasokan nasional sebesar 26.358,95 MW dengan beban puncak sebesar 18.480,61 MW sehingga cadangan operasi sebesar 7.878,34 MW.

Terkait antisipasi bencana geologi, monitoring dilakukan secara terus menerus terhadap aktivitas gunung api. Gunung Sinabung dengan tingkat aktivitas level IV (Awas), terjadi 1 kali erupsi pada tanggal 27 Juni 2017 dari pukul 12.00 - 18.00 WIB.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Ego Syahrial merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari puncak, jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta jarak 4 km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar.

Sementara itu terdapat 17 gunung api dalam tingkat aktivitas level II (Waspada), yaitu: G.Karangetang, G.Lokon, G.Rinjani, G. Soputan, G. Sangeanapi, G. Rokatenda, G. Dukono, G. Ibu, G.Gamkonora, G. Gamalama, G. Banda Api, G. Semeru, G.Bromo, G. Anak Krakatau, G.Dempo, G.Marapi dan G.Kerinci. Dalam bulan Juni 2017 tingkat aktivitasnya masih level II (Waspada), tidak ada kejadian bencana yang mengakibatkan korban harta dan korban jiwa.

"Tidak hanya Sinabung, masyarakat yang berada di wilayah sekitar gunung api atau yang sedang berwisata harus tetap mengikuti petunjuk dan rekomendasi dari petugas pengamat gunung api. Masyarakat juga tetap waspada terhadap potensi gerakan tanah yang terjadi di wilayah tertentu," imbuh Ego.

Dilaporkan, terdapat kejadian gerakan tanah, terdapat 2 kali yang terjadi di Kabupaten Lebak, Banten dan Klungkung, Bali, yaitu tanah longsor. Saat ini sedang dilakukan pembersihan jalan agar lalu lintas dapat lancar kembali.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.