Masyarakat Dukung Pengembangan Tanaman Jarak Pagar


Ucapan polos ibu rumah tangga yang juga terdaftar sebagai salah satu anggota kelompok tani di Grobogan ini, tak pelak disambut meriah oleh pada undangan yang hadir.

 

Terhadap keinginan istri sopir angkutan agar harga biji jarak dinaikkan, Presiden SBY  meminta PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebagai salah satu pihak yang membeli biji jarak dari petani untuk membantu menjelaskan. Menurut Dirut PT RNI Rama Prihandana, harga Rp 700 itu baru saja naik dari harga sebelumnya Rp 500. Di waktu mendatang, ia mengharapkan agar hubungan antara petani jarak dan perusahaannya tidak sebatas jual beli, melainkan kerjasama. Nantinya petani menyetorkan biji jarak yang kemudian diolah pabrik menjadi minyak jarak dan briket jarak. Dari hasil itu, petani akan mendapatkan bagian 60% dan pabrik 40%.

 

“Dari kerjasama ini, petani bisa mendapatkan Rp 1050-1100 per kilo. Lebih besar ketimbang sistem jual putus,” kata Rama.

 

Dukungan untuk mengembangkan DME juga datang dari kalangan mahasiswa. Seorang mahasiswa dari Uhamka yang khusus datang ke Grobogan misalnya, mengaku siap turun ke desa menyumbangkan ilmu yang dimilikinya. Namun lantaran keterbatasan keuangan, ia juga meminta agar pemerintah bersedia membantu dari segi finansial.

 

Konsep DME nantinya akan dikembangkan di seluruh Indonesia, untuk mewujudkan ketahanan energi dan tidak tergantung pada minyak tanah yang disubsidi pemerintah. Dengan tidak terlalu bergantung pada bahan bakar fosil, maka masyarakat mempunyai kemampuan berlebih yang bisa digunakan untuk kegiatan produktif.

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.