Peningkatan harga minyak mentah Indonesia tersebut di atas sejalan dengan peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni:
- terus menurunnya suplai dan stok gasoline Amerika Serikat menjelang musim panas mendatang (driving season), disebabkan rendahnya pengoperasian kilang minyak karena adanya pemeliharaan berkala dan bertambahnya kerusakan sejumlah kilang,
- masih relatif ketatnya suplai minyak mentah dunia akibat pengurangan produksi minyak mentah OPEC,
- kekhawatiran pasar sehubungan dengan masih berlanjutnya ketegangan Iran dengan negara-negara Barat mengenai program nuklir,
- kekhawatiran pasar terhadap terus terganggunya produksi minyak mentah Nigeria sehubungan dengan pelaksanaan pemilu Presiden tanggal 21 April 2007 yang diwarnai kekerasan,
- terganggunya pemompaan minyak mentah melalui jalur pipa milik Enbridge (0,45 juta bph) selama seminggu, yang menghubungkan Kanada menuju Midwest, Amerika Serikat, akibat adanya kebocoran,
- meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia.
Khusus peningkatan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik, selain disebabkan faktor-faktor tersebut di atas, juga disebabkan:
- meningkatnya permintaan minyak mentah direct burning dan fuel oil oleh Jepang untuk pembangkit listrik tenaga thermal, akibat bertambahnya penghentian pengoperasian PLTN yang disebabkan kerusakan teknis dan masih dilakukannya pemeliharaan berkala,
- terus dilakukannya peningkatan stok cadangan minyak mentah pemerintah oleh Cina.
Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan April 2007 (s.d. tgl. 26.04.2007) dibandingkan bulan Maret 2007, sebagai berikut:
- WTI (Nymex) naik US$ 3,07/bbl dari US$ 60,73/bbl menjadi US$ 63,80/bbl.
- Brent (IPE) naik US$ 5,06/bbl dari US$ 62,46/bbl menjadi US$ 67,52/bbl.
- Tapis (Platt’s) naik US$ 6,82/bbl dari US$ 67,87/bbl menjadi US$ 74,69/bbl.
- Basket OPEC naik US$ 4,82/bbl dari US$ 58,46/bbl menjadi US$ 63,28/bbl.
(Copyright by Ditjen Migas)