Pembentukan itu disepakati dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Ditjen Migas di Kantor Migas, Kuningan, Jakarta. Hadir dalam pertemuan tersebut, Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Saryono, Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) Suroso Atmomartoyo dan perwakilan badan usaha pengolahan migas.
Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso dalam sambutannya mengungkapkan, latar belakang usulan pembentukan asosiasi karena pemerintah menyadari perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan migas semakin banyak. Dengan adanya asosiasi, diharapkan bisnis ini akan berkembang pesat dan kuat.
“Pemerintah hanya memfasilitasi saja. Dengan adanya asosiasi, badan usaha dapat saling bersinergi, sekaligus menjadi partner pemerintah dalam penyusunan aturan di bidang hilir migas,” kata Luluk.
Hingga saat ini, baru ada satu asosiasi di bidang hilir migas yaitu Hiswana Migas.
Usulan pembentukan asosiasi ini mendapat dukungan penuh dari badan usaha pengolahan migas. Menurut Mappasule dari PT Intanjaya Agromegah, dalam kebersamaan pasti ada kekuatan.
Ditambahkan Suroso dari PT Pertamina, asosiasi merupakan wahana bagi badan usaha untuk berbagi pengalaman dan tidak saling bertumbukan dalam menjalankan bisnisnya.
“Kita dapat berbagi pengalaman atas masalah yang kita temui di lapangan dan mencari solusinya. Kita pasti bisa menyelesaikan kendala kalau memiliki asosiasi yang kuat,” ujar Suroso.
Setelah bersepakat membentuk asosiasi, para badan usaha itu membentuk tim kecil yang bertugas merumuskan hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan asosiasi seperti visi, misi dan anggaran dasar serta rencana kerja. Diharapkan apada akhir Oktober atau awal November mendatang, asosiasi ini sudah dapat dideklarasikan. (Copyright by Ditjen Migas)