Idi Rayeuk, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji melakukan kunjungan kerja ke daerah Idi Rayeuk, Nanggroe Aceh Darussalam, Selasa (17/1). Kunjungan kerja tersebut merupakan sebagai rangkaian kegiatan Management Walkthrough (MWT) Dirjen Migas sebagai salah satu upaya Pemerintah memantau kinerja dan pencapaian target produksi dari Kontraktor Kerja Sama (KKKS) di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera bagian Utara.
Rangkaian kegiatan Management Walkhtrough (MWT) Direktur Jenderal Migas di Idi Rayeuk, dimulai dengan kunjungan ke Lokasi Pemboran Sumur A - 55A - Wilayah Kerja B Kontraktor PT. PEMA Global Energi, yang dilanjutkan dengan acara diskusi antara Direktur Jenderal Migas dengan SKK Migas Perwakilan Sumbagut, BPMA dan para Kontraktor Kerja Sama Migas di Hotel Idi, Idi Rayeuk, Selasa (17/1).
Berdasarkan diskusi dengan manajemen BPMA yang dipimpin oleh Teuku Muhammad Faisal, Direktur Jenderal Migas Tutuka Ariadji menuturkan, terdapat dua fokus kegiatan hulu migas di Nanggroe Aceh Darussalam. Pertama, mendorong agar BPMA dan Kontraktor agar terus melaksanakan kegiatan eksplorasi intensif untuk penemuan cadangan migas baru, dimana salah satunya akan dilaksanakan di WK B berupa pemboran 3 sumur (eksplorasi/appraisal) beserta akuisisi seismik 3D (potensi lapangan/struktur Rayeu dan Cunda).
“Kedua, agar produksi dari lapangan eksisting dapat dioptimalkan (optimasi sumur, fasilitas produksi) sehingga hasil produksi dimaksud dapat digunakan sebagai modal untuk melakukan eksplorasi lanjut di area potensi lainnya,” papar Tutuka.
Dalam kesempatan tersebut, Deputi Perencanaan BPMA Muhmmad Mulyawan menyampaikan permasalahan terkait dengan security supply gas di Aceh di mana wilayah Aceh hanya memiliki 3 wilayah kerja sebagai produsen gas. Apabila salah satu WK ini berhenti produksi karena unplanned shutdown atau hal lainnya, akan mengganggu supply gas untuk Aceh dan Sumbagut.
“Dengan situasi tersebut, sangat penting melakukan optimalisasi fasilitas produksinya dengan melakukan optimasi pengembangan lapangan seperti yang dilakukan oleh PT. Pema Global Energi. Apalagi wilayah kerja di Nanggroe Aceh Darussalam yang terbatas dengan mature field dan fasilitas yang sudah tua,” kata Mulyawan.
Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) mengelola dan mengawasi kegiatan WK Hulu Migas di Provinsi NAD, terdiri dari 4 WK Eksplorasi dan 4 WK Eksploitasi, di mana 3 WK Eksploitasi telah berstatus Produksi (WK B, WK Blok A Aceh, WK Pase). Realisasi produksi minyak bumi dan kondensat selama 2022 di 2.217 BOPD (108%) dengan target lifting di WP&B 2023 sebesar 1.891 BOPD. Sementara, realisasi produksi dan lifting gas bumi selama 2022 sebesar 101,76 MMSCFD (106%) dan 54,58 MMSCFD (108%), di mana ditargetkan lifting di WP&B 2023 sebesar 49,70 MMSCFD.
Dalam rangkaian MWT ini, Dirjen Migas didampingi oleh Koordinator Pengawasan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi Prima K Panggabean dan Koordinator Pengembangan Wilayah Kerja Migas Non Konvensional Dwi Adi Nugroho, Subkoordinator Pelayanan Usaha Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi Ivan, serta pejabat terkait lainnya. (AFB)