.jpg)
Jakarta, Pemerintah memperkirakan lonjakan konsumsi BBM selama periode Lebaran tahun 2019 akan terjadi pada puncak arus mudik yaitu H-6 sampai dengan H-3 serta arus balik H+3 hingga H+4. Sementara untuk proyeksi kenaikan konsumsi LPG, terjadi pada H-6 s/d H-4. Ketahanan stok LPG sebesar 369.058 MT atau sekitar 17 hari.
Hal itu dikemukakan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (14/5). Rapat membahas perkembangan pembangunan kilang serta kesiapan pasokan BBM dan LPG menghadapi libur Lebaran.
Jumlah konsumsi BBM Premium diperkirakan naik 10,1% atau 35.093 KL dari kondisi normal yaitu 31.870 KL. Pertalite naik 16% atau 57.933 KL dari 49.943 KL, Pertamax atau AKR 92 naik 32,5% atau 13.578 KL dari 10.248 KL, Avtur naik 8,3% atau 13.414 KL dari 14.542 KL, dan Turbo naik 14,2% atau 602 KL dari 532 KL. Sementara untuk jenis gasoil, seperti Solar turun 11% atau 34,552 KL dari konsumsi normal 38.824 KL.
Ketahanan stok Premium diperkirakan sekitar 1.118.277 KL atau 21 hari, Pertalite sebanyak 1.103.505 KL atau 21 hari, Pertamax 902.819 KL (22 hari), Pertamax Turbo 34.585 KL (58 hari) dan Avtur 615.512 KL atau 48 hari.
Sementara ketahanan Solar sebanyak 1.983.640 KL (26 hari), Dexlite 45.305 KL (27 hari), Dex sebanyak 36.437 KL (35 hari). Sedangkan ketahanan Kerosene sebesar 108.863 KL atau 69 hari.
Berbagai upaya antisipasi dan layanan telah disiapkan oleh Pemerintah dan BUMN bekerja sama dengan para pihak terkait selama periode Lebaran tahun 2019. Antara lain, peningkatan stok BBM dan LPG, penambahan mobil tangki, pengerahan mobile dispencer, penyiapan kantong BBM, LPG dan BBM kemasan.
“Selain itu juga melakukan koordinasi dengan bank, BPH Migas, Kemenhub, POLRI, Jasa Marga dan BPJT, melakukan himbauan dan sosialisasi melalui radio, media social, SMS dan aplikasi Pertamina Go, keamanan Stock LPG (Stock Build Up) melalui optimasi kilang dan impor serta penyiapan keagenan dan penyiapan SPPBE,” papar Djoko. (TW)