.jpg)
Jakarta, Jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) di Blora yang sempat terganggu akibat terbakarnya fasilitas pengolahan milik PT Pertamina di Cepu, kini telah normal kembali setelah pasokan CNG didatangkan dari Jawa Timur. Sedangkan untuk jargas Semarang, karena jumlah pelanggannya yang lebih banyak maka normalisasinya masih membutuhkan waktu.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso di Jakarta, Jumat (9/4), memaparkan, Kementerian ESDM bersama PT Perusahaan Gas Negara (PGN), mengupayakan pasokan gas dari sumber lain, dengan moda CNG dari Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan rata-rata harian pelanggan gas di Semarang sebesar 1100 - 1300 m3 dan Blora sebesar 280 - 300 m3.
Berdasarkan laporan, pada pukul 04.00 WIB, truk CNG sudah tiba di Blora dan dilakukan koneksi dengan sistem jaringan. Gas sudah mengalir pukul 6.30 WIB dan masyarakat dapat menggunakan gas dengan normal kembali.
Sementara untuk jargas Semarang, papar Ali, gas sudah masuk ke sistem sejak pukul 04.00 WIB. Namun lantaran kapasitas suplainya masih kecil, sehingga belum mencukupi bagi seluruh pelanggan. "Saat ini sedang dibenahi untuk beroperasi dengan baik yaitu melalui pergantian hose dan penambahan heater untuk dapat beroperasi maksimal. Diharapkan secepatnya gas dapat kembali mengalir," jelas Ali.
Fasilitas pengolahan gas PT Pertamina (EP) di Cepu sempat terbakar pada pukul 09.40 WIB, Kamis (8/4). Asset 4 General Manager PT Pertamina EP Agus Amperianto memaparkan penyebab terjadinya kebakaran adalah keluarnya percikan api di fasilitas tersebut akibat gangguan di area Thermal Oxidizer (TOX) di Central Processing Plant (CPP) Gas Gundih. Api berhasil dikendalikan dan tidak ada korban jiwa atas kejadian ini.
Kebakaran ini mengakibatkan pasokan gas untuk jargas Blora dan Semarang terhenti. (TW)