Nusa Dua, Bali, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, membuka Bali
Clean Energy Forum (BCEF) 2016 pada hari Kamis, 11 Februari 2016, yang
bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center. Forum ini dihadiri oleh lebih
dari 1.200 partisipan yang merupakan perwakilan negara-negara di dunia, antara
lain Saudi Arabia, Australia, Timor Leste, Malaysia, Papua Nugini, Srilanka,
Kamboja, Hungaria, Amerika Serikat, Denmark, Jepang, Swedia, Selandia Baru,
Jerman, Swiss, Inggris, Kroasia, Azerbaijan, Norwegia, Kazakhstan, Finlandia,
Spanyol, Iran, Perancis, Belgia dan Uni Eropa; perwakilan dunia usaha;
pakar di bidang energi; perwakilan masyarakat sipil dan komunitas muda; serta
media massa nasional dan internasional.
BCEF 2016 yang dihelat pada 11-12 Februari 2016 ini diselenggarakan oleh
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bekerja sama dengan International Energy
Agency (IEA), yaitu badan energi dunia yang sedang gencar mendorong penggunaan
energi bersih. Tahun lalu, Indonesia bergabung dengan IEA bersama dengan China
dan Thailand.
Dalam sambutan pembukanya, Wakil Presiden mengatakan, “Pertemuan BCEF ini menjadi
sangat penting bukan hanya untuk menguatkan pembangunan energi nasional, namun
juga internasional. Indonesia diberi kehormatan untuk memulai dialog antar
negara yang memiliki kepentingan serupa dalam pengembangan energi bersih.
Selain itu, juga untuk membentuk kemitraan global guna menjembatani kesenjangan
dan memastikan tercapainya target energi bersih yang berkelanjutan bagi setiap
orang.â€
Salah satu terobosan penting dalam BCEF 2016 ini adalah diluncurkannya Clean
Energy Center of Excellence (CoE) atau Pusat Keunggulan Energi Bersih Indonesia
kepada masyarakat internasional. CoE adalah pusat terpadu bagi penelitian,
pengembangan hasil penelitian, pendidikan, peningkatan kapasitas pelaksanaan,
hingga fasilitasi investasi dalam pengembangan energi bersih dengan tiga menu
utama: informasi, teknologi, dan pendanaan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyatakan, “CoE akan
menjadi kanal penghubung bagi kesiapan nasional dalam mewujudkan sistem energi
yang berdasarkan pada sumber energi bersih dan berkelanjutan, karena mendukung
upaya percepatan pengembangan energi terbarukan menjadi 23 persen dalam
komposisi bauran energi nasional pada tahun 2025. Untuk jangka empat tahun ke
depan, CoE akan berfokus pada upaya mendukung program pembangunan
ketenagalistrikan 35 MW, dimana 25 persennya atau sekitar 8,8 GW akan datang
dari energi terbarukan.â€
Selain peluncuran CoE, penyelenggaraan BCEF terdiri atas lima bagian:
1. Pertemuan Tingkat Menteri dan Lembaga Internasional: akan
dihadiri oleh perwakilan pemerintahan dari 26 negara dan 19 lembaga
internasional
2. Pertemuan Tingkat Ahli dan Pemangku Kepentingan: akan
dihadiri oleh sekitar 300 orang pakar/ahli dan pemangku kepentingan dari
berbagai penjuru dunia
3. Pertemuan Bisnis: dalam bentuk eksebisi dan
marketplace yang akan dihadiri oleh lebih dari 700 pengusaha nasional dan
internasional
4. Pertemuan Masyarakat Sipil; akan dihadiri oleh 53 orang
perwakilan organisasi masyarakat sipil
5. Pertemuan Komunitas Muda; akan dihadiri oleh 62 orang
perwakilan komunitas muda.
Diharapkan seluruh keluaran yang lahir dari pertemuan dalam BCEF 2016 akan
dikonsolidasikan menjadi sebuah dokumen Misi Bali untuk Pengembangan Energi
Bersih. Misi Bali ini akan menjadi kerangka perwujudan energi bersih nasional
dan dapat berkontribusi pada konteks pembangunan berkelanjutan di tingkat
regional dan global.
Plt. Kepala Pusat Komunikasi Publik
Hufron Asrofi