SSRV Atasi Defisit Gas


Dengan SSRV, hanya diperlukan 1 kapal LNG yang berfungsi sebagai storage dan shuttle mengangkut kargo dari loading port ke disch port. Bila kargo habis, kapal kembali ke loading port mengambil kargo berikutnya. Selama SSRV berlayar mengambil kargo, pembangkit kembali menggunakan solar.

 

Kapal tersebut, telah dilengkapi dengan sistem regassifikasi. Biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah ketimbang membangun terminal LNG yang membutuhkan biaya tinggi dan lahan yang luas.

 

“Dari hitung-hitungan yang dilakukan, dalam jangka waktu satu tahun maka biaya yang dikeluarkan kurang dari US$ 1 per MMBTU,” kata Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso kepada wartawan di Jakarta, Selasa (26/6).

 

Penggunaan SSRV ini, tambah Luluk, telah disampaikan kepada PGN dan perusahaan pelat merah itu juga telah menyatakan persetujuannya menggunakan kapal tersebut. (Copyright by Ditjen Migas)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.