Harga Minyak Naik, Pertumbuhan Ekonomi Berpotensi Turun

Miranda menjelaskan, risiko penurunan pertumbuhan ekonomi akibat kenaikan harga minyak disebabkan penurunan konsumsi swasta sejalan dengan pengaruh penurunan daya beli akibat peningkatan inflasi dan dampak langsung kenaikan harga barang impor.

Hal itu juga disebabkan penurunan investasi swasta akibat permintaan domestik yang menurun. "Penurunan permintaan domestik cukup kuat mempengaruhi penurunan pertumbuhan ekonomi 2008, meski net ekspor meningkat akibat pertumbuhan ekspor relatif stabil sedangkan impor menurun," ujar Miranda, seperti ditulis Harian Kompas.

Menurut dia, kecenderungan harga minyak dunia di tengah-tengah keterbatasan produksi minyak mentah di dalam negeri serta terbatasnya sumber penerimaan pemerintah untuk menutup subsidi BBM, akan mendorong pemerintah untuk meningkatkan harga minyak pada masa datang.

"Peningkatan harga BBM akan mendorong laju inflasi dan pada lanjutannya meningkatkan risiko usaha. Dari sisi moneter, peningkatan laju inflasi akan mendorong BI untuk melakukan respon pengetatan kebijakan moneter jika ekspektasi masyarakat meningkat," katanya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, ada empat hal yang harus selalu dicermati agar APBN tidak tertekan sehingga menyebabkan perekonomian anjlok.

Pertama, pergerakan dolar AS yang terus melemah. Kedua, harga minyak yang terus meningkat, Ketiga, melambatnya perekonomian dunia akibat pergerakan dolar AS dan harga minyak yang naik. Keempat, bagi hasil minyak ke daerah sebab kenaikan harga minyak akan menyebabkan jumlah dana yang tersalur ke daerah akan semakin tinggi.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.